Pemanfaatan Radioisotop dalam Teknologi

, , Leave a comment

Dewasa ini perkembangan teknologi nuklir terjadi sangat pesat. Isotop radioaktif atau yang lebih dikenal dengan sebutan radioisotop, telah banyak dibuat yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam penelitian maupun dalam bidang industri, pertanian, kedokteran. Radioisotop yang terdapat di alam tidak terlalu banyak termasuk U-235, radium-226, kalium-40, rubidium-87, dan carbon-14. Pembuatan radio-isotop dilakukan di dalam reaktor pembiak (reaktor atom yang khusus membuat radioisotop).

pemanfaatan radioisotop bidang kedokteran

Pemanfaatan radioisotop dalam bidang kedokteran.

Sebagai penghasil radioisotop, reaktor atom dapat menghasilkan berbagai macam radioisotop yang dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan. Selain itu reaktor atom juga dapat menghasilkan neutron yang dapat digunakan untuk penelitian. Unsur radioaktif yang tersedia di alam tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tertentu yang menghendaki sifat-sifat tertentu dari unsur radioaktif tersebut. Misalnya mengenai waktu paruhnya dan jenis radiasinya. Oleh karena itu, dibuat unsur radioaktif buatan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Pengunaan radioisotop di bidang penelitian ilmiah misalnya di bidang ilmu pengetahuan Biologi para ahli telah menggunakan besi-59 untuk mempelajari umur sel-sel darah merah manusia. Sel darah merah yang ditandai dengan besi-59 diketahui mempunyai rentang hidup rata-rata 120 hari.

Dalam ilmu kelautan, radioisotop telah digunakan untuk menganalisis arus laut dan arus pantai. Suatu perunut radioisotop Iodin-131 disemprotkan ke dalam air laut di tengah-tengah suatu susunan melingkar detektor-detektor yang peka. Berbagai detektor itu menangkap jumlah radioisotop yang sampai padanya. Dengan demikian dimungkinkan dapat ditentukannya arah maupun kecepatan arus laut dengan tepat dan cepat.

Di bidang kedokteran, radioisotop digunakan untuk keperluan diagnosis dan perawatan medis. Mesin sinar X merupakan peralatan diagnosis penting yang selama bertahun-tahun telah digunakan. Alat ini membutuhkan arus listrik untuk pengoperasiannya. Kini dengan menggunakan sinar gamma dari sinar radioisotop, dapat diperoleh hasil yang sama. Karena peralatan yang menggunakan sinar gamma sangat ringan dan tidak memerlukan arus listrik yang besar, maka alat ini dapat digunakan di lapangan atau di tempat-tempat yang sekiranya pasien sulit dipindahkan ke ruang sinar X. Isotop tulium-170, iridium-192, kobalt-60, sesium-137, dan iodin-131 telah menyediakan radiasi untuk keperluan ini.

Perunut radioaktif dipergunakan untuk menentukan letak tumor dan merunut gerakan darah di seluruh tubuh. Unsur-unsur tertentu cenderung terpusat dalam bagian-bagian tubuh yang khas. Misalnya kalsium dan strontium adalah perunut tulang, iodin memusat pada kelenjar gondok, arsen dan tembaga pada otak. Di samping untuk diagnosis, radioisotop juga digunakan sebagai alat penyembuh, misalnya sinar gamma yang berasal dari kobalt-60 digunakan untuk membunuh sel-sel kanker, atau sinar gamma juga dapat untuk menyeterilkan peralatan kedokteran, misalnya alat-alat bedah, alat suntik dan lain-lainnya dengan jalan penyinaran.

Di bidang industri, radioisotop dapat digunakan untuk mengukur ketebalan bahan, mengontrol kualitas bahan dengan memanfaatkan sinar gamma yang dipancarkan. Dalam industri pengolahan bahan makanan. Radiasi radioisotop dapat digunakan untuk membasmi mikroorganisme yang berbahaya, sebagai anti hama pada padi-padian, dan untuk menghalangi pembentukan kecambah pada beberapa sayur-sayuran.

Radiasi dari radioisotop sering juga digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa di bawah tanah dengan jalan memasukkan radioisotop dalam fluida yang mengalir dalam pipa tersebut. Pada tempat yang bocor akan mempunyai aktivitas yang tinggi dibandingkan tempat yang lain.

Penggunaan radioisotop, di samping mendatangkan banyak manfaat, juga dapat mendatangkan masalah. Masalah yang dihadapi sekarang ini di antaranya, masalah pengontrolan dan pembuangan limbah nuklir. Pembuatan persenjataan nuklir dari negara-negara maju maupun negara yang berkembang yang tidak dikontrol akan membahayakan bagi kehidupan. Misalnya dengan terjadinya perang antarnegara yang menggunakan persenjataan nuklir. Di samping itu pembuangan sampah nuklir yang berasal dari reaktor atom akan menjadi masalah jika dibuang sembarangan, karena limbah tersebut masih bersifat radioaktif. Radiasi yang dipancarkan akan membahayakan lingkungan sekitarnya.

Seseorang yang mendapat sinar radiasi dalam waktu yang lama akan menyebabkan timbulnya penyakit di dalam tubuh, di antaranya kanker, leukimia, dan gangguan saraf. Hal ini dikarenakan radiasi sinar radioaktif dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel tubuh.

 

Leave a Reply